Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat kembali menggelar upacara adat Labuhan
Merapi dalam rangka memperingati naik tahta Sultan HB X.
"Rangkaian acara labuhan tersebut diawali pada Selasa 19 Mei 2015 pukul 08.00 WIB berupa penyerahan uba rampe labuhan dari Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat kepada Camat Depok di Pendopo Kecamatan Depok," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Ayu Laksmidewi di Sleman, Senin.
Menurut dia, uba rampe tersebut oleh para abdi dalem dan Camat Depok diarak ke Kecamatan Cangkringan. Kemudian pada jam 9.30 WIB Camat Depok menyerahkan uba rampe tersebut kepada Camat Cangkringan di Pendopo Kecamatan Cangkringan.
"Camat Cangkringan kemudian menyerahkan uba rampe tersebut kepada Juru Kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Suraksohargo atau yang akrab dipanggil dengan Pak Asih untuk dibawa ke Balai Labuhan di Kinahrejo dengan pengawalan bregada, abdi dalem, masyarakat dengan menggunakan kendaraan jeep melewati Huntap Plosokerep," katanya.
Ia mengatakan, sesampainya di Balai Labuhan di Kinahrejo (pendopo petilasan Mbah Maridjan) sekitar pukul 11.30 WIB akan diadakan upacara seremonial dan diselingi fragmen labuhan dan kesenian tradisional jathilan.
"Pada malam harinya pukul 19.00 WIB di Balai Labuhan di Kinahrejo dilakukan doa dan kenduri wilujengan dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dengan lakon `Dumadining Gunung Merapi` oleh Dalang Ki Cermo Suwondo," katanya.
Selanjutnya pada Rabu 20 Mei 2015 mulai pukul 06.00 WIB rangkaian uba rampe akan diarak dalam perjalanan sekitar dua jam menuju ke Bangsal Sri Manganti untuk dilakukan upacara resmi Labuhan Merapi.
"Uba rampe yang dilabuh berupa sinjang limar satu lembar, sinjang cangkring satu lembar, semekan gadhung satu lembar, semekan gadhung melati satu lembar, paningset udaraga satu lembar, kambil watangan satu biji, seswangen 10 biji, seloratus lisah konyoh satu buntal, yotro tindih dua amplop, destar doromuluk satu lembar," katanya.
Ia mengatakan, ikut menyertai uba rampe labuhan yakni kembang setaman, nasi tumpeng, ingkung serta serundeng, yang dibagikan kepada setiap pengunjung selesai upacara labuhan.
"Rangkaian acara labuhan tersebut diawali pada Selasa 19 Mei 2015 pukul 08.00 WIB berupa penyerahan uba rampe labuhan dari Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat kepada Camat Depok di Pendopo Kecamatan Depok," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Ayu Laksmidewi di Sleman, Senin.
Menurut dia, uba rampe tersebut oleh para abdi dalem dan Camat Depok diarak ke Kecamatan Cangkringan. Kemudian pada jam 9.30 WIB Camat Depok menyerahkan uba rampe tersebut kepada Camat Cangkringan di Pendopo Kecamatan Cangkringan.
"Camat Cangkringan kemudian menyerahkan uba rampe tersebut kepada Juru Kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Suraksohargo atau yang akrab dipanggil dengan Pak Asih untuk dibawa ke Balai Labuhan di Kinahrejo dengan pengawalan bregada, abdi dalem, masyarakat dengan menggunakan kendaraan jeep melewati Huntap Plosokerep," katanya.
Ia mengatakan, sesampainya di Balai Labuhan di Kinahrejo (pendopo petilasan Mbah Maridjan) sekitar pukul 11.30 WIB akan diadakan upacara seremonial dan diselingi fragmen labuhan dan kesenian tradisional jathilan.
"Pada malam harinya pukul 19.00 WIB di Balai Labuhan di Kinahrejo dilakukan doa dan kenduri wilujengan dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dengan lakon `Dumadining Gunung Merapi` oleh Dalang Ki Cermo Suwondo," katanya.
Selanjutnya pada Rabu 20 Mei 2015 mulai pukul 06.00 WIB rangkaian uba rampe akan diarak dalam perjalanan sekitar dua jam menuju ke Bangsal Sri Manganti untuk dilakukan upacara resmi Labuhan Merapi.
"Uba rampe yang dilabuh berupa sinjang limar satu lembar, sinjang cangkring satu lembar, semekan gadhung satu lembar, semekan gadhung melati satu lembar, paningset udaraga satu lembar, kambil watangan satu biji, seswangen 10 biji, seloratus lisah konyoh satu buntal, yotro tindih dua amplop, destar doromuluk satu lembar," katanya.
Ia mengatakan, ikut menyertai uba rampe labuhan yakni kembang setaman, nasi tumpeng, ingkung serta serundeng, yang dibagikan kepada setiap pengunjung selesai upacara labuhan.
"Event labuhan Merapi yang sudah menjadi agenda rutin dan hajat Kraton
Ngayogyokarto, diharapkan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi
wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan manca negara,"
katanya.
# Victorianus Sat Pranyoto/Antarajogja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar