Rabu, 13 Oktober 2021

Pasar Malam Sekaten Yogyakarta Dipindah ke Mal

Yogyakarta - Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) terakhir kali diadakan tahun 2018 silam. Setelah itu tak ada lagi, dan kini dipindah ke mal. Pasar malam ini menyajikan hiburan rakyat sampai pakaian bekas impor atau awul-awul tersebut. Ingin menghidupkan semangat PMPS, Pemkot Yogyakarta kembali menggelar even yang mirip. Namanya, Sekati YK Ing Mal, yang menampilkan UMKM seluruh Kota Yogyakarta di tiga mal, yakni Malioboro Mall, Galeria Mall, dan Lippo Plaza, mulai 13-18 Oktober ini. "Pasar malam dulu kan pasti di Alun-Alun Utara. Dulu itu ada ide pak wawali, pie nek (bagaimana bila) dipindah ning (di) Lapangan Karangkata Asisten Sekretaris Daerah (Assekda) II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Kota Yogyakarta Kadri Renggono, saat jumpa pers Sekati Ing Mall, di Kompleks Balai Kota, Yogyakarta, Selasa (12/10/2021). "Karena kemudian pandemi, kita juga bisa meng-create event pameran semua OPD (di Kota Yogyakarta)," imbuh dia. Kadri menjelaskan, pemilihan nama Sekati tersebut merupakan hasil konsultasi dari Keraton Yogyakarta. Apalagi, Penghageng Nityabudaya Keraton Yogyakarta GKR Bendara juga terlibat dalam Sekati YK Ing Mall ini. "Gusti Bendara nanti juga terlibat sebagai Kepala Perwakilan International Council For Small Bisnis," jelas Kadri. Ia menambahkan, selama ini Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) telah menjadi salah satu ikon Yogyakarta. Bahkan telah menjadi daya tarik wisata. Semangat itulah yang akan dilaksanakan di Sekati Ing Mall tersebut. "Kegiatan ini rencananya akan diselenggarakan setiap tahun untuk mangayubagyo Sekaten yang dilaksanakan oleh Keraton," katanya. Seperti telah diberitakan, sejak tahun 2019, pelaksanaan Sekaten berlangsung tanpa pasar malam. Pelaksanaannya pun tetap sama ditandai dengan miyos gongso (kehadiran gamelan Keraton), nyebar udik-udik, dan pembacaan riwayat nabi. "Yang jelas untuk tahun ini kami coba break dulu (PMPS) untuk (pemulihan) kondisi Alun-alun (Utara)," jelas KPH Notonegoro, yang menjabat Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Kridhamardawa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kamis (3/10/2019). Notonegoro menjelaskan tidak diadakannya PMPS merupakan keinginan Sri Sultan HB X. Alasannya untuk mengembalikan semangat Hajad Dalem Sekaten seperti era awal Kerajaan Mataram Islam di tanah Jawa. "Pasar malam itu sebenarnya bukan bagian dari Sekaten ya. Jadi kami coba mengembalikan ke semangat Sekaten awal, mumpung kesempatan sekalian ini juga untuk (memulihkan) kondisi Alun-alun (Utara) supaya bisa lebih baik," ungkap suami GKR Hayu itu. Notonegoro lalu bercerita mengenai sejarah PMPS yang digelar berbarengan dengan Hajad Dalem Sekaten. Menurutnya, digelarnya PMPS merupakan siasat pihak kolonial Belanda untuk menghadang syiar Islam dan menutup potensi pemberontakan dari masyarakat. "Sebetulnya (PMPS) itu ada sejarahnya juga ya. Itu waktu zaman dulu, karena Sekaten itu dipakai untuk syiar oleh kerajaan-kerajaan, untuk dakwah, dan juga kadang-kadang disisipi pesan-pesan semangat perjuangan melawan penjajah," katanya. "Belanda itu yang mengadakan pasar malam, gitu, untuk memecah perhatian rakyat supaya tidak terlalu ke sana (Sekaten). Dan kemudian setelah lama tidak ada, baru sekitar mungkin 30 tahun yang lalu diadakan lagi pasar malam Sekaten," pungkas dia. Heri Susanto - detikTravel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar