Senin, 01 Februari 2016

Imlek 2016 ini, ada banyak acara yang digelar PBTY seperti Jogja Dragon Festival, Festival Tari, Karnaval dan lainya



Perayaan imlek di Yogya selalu menarik untuk diikuti. Seminggu sebelum perayaan, Anda sudah bisa melihat banyak lampion berwarna merah dipasang di beberapa titik jalan tidak terkecuali kawasan Malioboro. Selain populer sebagai pusat perbelanjaan, kerajinan, dan kuliner, di kawasan Malioboro sendiri ternyata juga ada kampung pecinan yang dinamai kampung Ketandan. Anda akan sangat mudah mengenali kampung ini karena ada gapura besar mirip dengan arsitektur khas Tionghoa zaman dulu.

Kampung ini meliputi Jalan Ahmad Yani, Jalan Suryatmajan, Jalan Suryotomo dan Jalan Los Pasar Beringharjo. Menyambut perayaan imlek, setiap tahunnya warga Ketandan bekerja sama dengan Pemerintah Kota, Dinas Pariwisata, dan Dinas Kebudayaan mengadakan acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY).

Tahun ini tepat 10 tahun acara ini telah digelar dan setiap tahunnya pula acara ini ramai dikunjungi oleh warga-warga. Tidak hanya warga peranakan Tionghoa saja, warga lokal juga turut datang dan menyemarakkan acara ini.

Acara ini biasa digelar selama sepekan dengan puncak acara di malam Cap Go Meh (hari ke-15 sekaligus hari terakhir perayaan imlek). Menyambut imlek 2016 ini, ada banyak acara yang digelar PBTY seperti Jogja Dragon Festival, Festival Tari, Karnaval dan Parade Kebudayaan, Bazaar Kuliner, dan Shopping, Lomba Karaoke Mandarin, Lomba Bahasa Mandarin, Wayang Potehi, serta Lomba Foto.

Salah satu yang paling dinanti oleh pengunjung adalah Jogja Dragon Festival. Festival tarian naga ini diikuti oleh banyak tim dari dalam dan luar Yogyakarta dan selalu ada hingga ribuan orang yang datang menyaksikannya.

Selain kampung Ketandan, tempat yang ramai dikunjungi warga Tionghoa saat imlek adalah Kelenteng Poncowinatan dan Kelenteng Gondomanan. Seminggu sebelumpe rayaan imlek, ada ritual unik yang dilakukan kedua kelenteng ini yakni memandikan patung dewa dewi dengan menggunakan air cendana yang dicampur dengan bunga mawar, melati, dan kanthil.

Konon masyarakat Tionghoa percaya bahwa para dewa dewi naik kekahyangan untuk menghadap dewa tertinggi seminggu sebelum imlek dan turun kembali ke bumi tepat pada saat Imlek. Memandikan patung dewa dewi ini dianggap sebagai bentuk penghormatan dan juga membersihan hati manusia menjelang tahun baru.

Selain memandikan, tradisi lain yang dilakukan adalah mengganti jubah patung dewa. Pada hari pergantian tahun baru imlek, kelenteng umumnya akan buka 24 jam. Warga biasanya ramai datang saat tengah malam untuk bersembahyang pada dewa langit dan dewa dewi lainnya.

Pusat perbelanjaan di Yogyakarta juga tida kkalah dalam menyemarakkan imlek 2016 ini. Di setiap mall di Yogyakarta, Anda bisa melihat dekorasi dengan budaya Tionghoa. Seperti di Jogja City Mall. Salah satu mall terbesar di Yogya ini mendekor mal dengan lampion, naga dari kain, serta payung-payung tradisional berwarna merah. Tidak hanya itu, saat imlek Anda juga bisa melihat banyak dijual Cheongsam, yakni gaun merah khas Tionghoa serta kue-kue keranjang.

Jadi pastikan Anda tidak ketinggalan mengikuti semaraknya imlek tahun ini di Yogyakarta. (ADV)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar