Sabtu, 28 Desember 2013

Sekarniti Resmi Jadi Kampung Wisata

Kampung Sekarniti Kelurahan Gedongkiwo Kecamatan Mantrijeron resmi dikukuhkan sebagai Kampung Wisata. Pengukuhan yang dilakukan Sabtu (28/12/2013) malam tersebut sekaligus menandai berdirinya Bregodo Nitimanggolo untuk memperkuat warisan budaya yang dimiliki Kampung Sekarniti.



Prosesi pengukuhan kampung wisata itu dimulai dengan meresmikan papan nama kampung bercorak jawa yang terpampang di Gapura Gedongkiwo oleh Kepala Bidang Obyek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Golkari Made Yulianto. Camat Mantrijeron Ary Sundaryanto juga turut hadir.

Usai meresmikan papan nama, Bregodo Nitimanggolo yang berjumlah 50 orang mengarak warga mengunjungi berbagai potensi yang dimiliki Kampung Sekarniti. Antara lain kuliner di Pasar Condro, musik bambu di Ndalem Pakiwan, macapatan di Gardu 54 serta agrowisata di Gubuk Ondrowino.

Menurut Ketua Kampung Wisata Sekarniti, Bekti Budihastuti, dengan pengukuhan tersebut harapannya dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas. "Ini juga untuk memacu kita dalam mempertahankan potensi masyarakat disini. Semua potensi itu akan kita akomodir dalam kampung wisata ini," katanya.
#KabarJogjakarta by http://krjogja.com

34 Titik Rawan Macet di Yogyakarta

Polda Daerah Istimewa Yogyakarta memetakan sedikitnya terdapat 34 titik pusat perbelanjaan yang rawan terjadi kemacetan arus lalu lintas pada saat liburan Tahun Baru 2014 ini.

Kepala Bidang Humas Polda DIY AKBP Anni Pudjiastuti, Sabtu, mengatakan, Polda DIY telah memetakan sebanyak 34 pusat perbelanjan yang selalu menjadi simpul kemacetan baik mal maupun pasar tradisional.
“Titik rawan kemacetan tersebut antara lain Kulon Progo sembilan titik, Bantul sembilan titik pasar, Kota Yogyakarta enam titik, Sleman lima titik dan Gunung Kidul lima titik,” katanya.
Menurut dia, untuk pusat perbelanjaan atau mal yang banyak menyedot arus kendaraan roda empat sebagai simpul kemacetan berada di Kota Yogyakarta dan Sleman.
“Kami sudah memetakan titik macet dan rawan kejahatan juga di kawasan pusat perbelanjaan. Sedangkan untuk penempatan personel diserahkan tiap polres,” katanya.
Ia mengatakan, titik-titik tersebut akan terus menjadi perhatian kepolisian selama libur akhir tahun.
“Selain tempat wisata, sejumlah pusat perbelanjaan juga banyak menjadi tujuan masyarakat saat liburan,” katanya.
Anni mengatakan, khusus Malioboro pada Selasa (31/12) saat malam pergantian tahun dimungkinkan terjadi pengalihan arus. Rekayasa itu dilakukan jika kawasan Malioboro dan nol kilometer (simpang empat Kantor Pos Besar Yogyakarta) sudah sangat padat.
“Pengalihan dari arah barat Jalan Ahmad Dahlan akan dibelokkan ke utara menuju Jalan Bhayangkara. Dari timur akan dipecah dari perempatan Gondomanan ke arah Jalan Suryotomo dan Brigjen Katamso. Sedangkan dari sisi utara kawasan Abu Bakar Ali akan diteruskan ke barat menuju Jalan Pasar Kembang. Tapi itu diberlakukan ketika kawasan Malioboro sudah benar-benar padat, tidak tergantung pada waktunya,” katanya.
Ia mengatakan, selain itu saat malam tahun baru kawasan Malioboro akan steril dari parkir kendaraan bermotor.
“Sedikitnya 200 personel dikerahkan dalam pemantauan arus lalu lintas di sekitar Malioboro. Termasuk personel antisipasi terorisme dari Brimob Polda DIY,” katanya.
#KabarJogjakarta sumber antaranews.com

Warung Perak Kotagede

Kerajinan Perak Kotagede, Jogjakarta



Sebelum berkembang menjadi sentra kerajinan perak, Kotagede merupakan ibu kota Kerajaan Mataram yang pertama, dengan raja pertama Panembahan Senopati.Panembahan Senopati menerima kawasan yang waktu itu masih berupa hutan yang sering disebut Alas Mentaok dari Sultan Pajang, Raja Kerajaan Hindu di Jawa Timur.

Kotagede menjadi ibu kota hingga tahun 1640, karena raja ketiga Mataram Islam, Sultan Agung, memindahkannya ke Desa Kerto, Plered, Bantul. Keberadaan perajin perak muncul seiring dengan lahirnya Mataram. Perpindahan ibu kota ke Plered itu ternyata tidak membuat para perajin ikut-ikutan pindah. Mereka yang biasanya melayani kebutuhan raja itu tetap mempertahankan usahanya dengan menjualnya ke masyarakat umum.

Bandiyono satu dari sekian perajin perak yang dimulai sejak tahun 1998. Perak murni, logam disepuh perak maupun tembaga oleh Bandiyono dikreasikan menjadi kerajinan perak yang cantik. Terletak di tengah perkampungan sebelah utara makam Raja - raja Kotagede membuat pelanggan seringkali kesulitan menemukan lokasinya.

Sampai saat ini ratusan jenis koleksi antaranya cincin, kalung, gelang, liontin, bros dan hiasan dengan bentuk binatang, wayang dan kendaraan tradisional. Bandiyono dan adiknya pemilik warung perak menerima pesanan selain pembeli lokal, dan dari mancanegara diantaranya dari Brasil, Jepang, Kanada, Belanda, Singapore, Instansi seperti sekolah, dinas membeli peraknya. Untuk memesan produk perak dibutuhkan waktu minimal 10 hari tergantung dari ukuran juga tingkat kesulitan produknya.

Bahan baku perak dan tembaga dibeli dari paguyuban atau teman pengrajin. Berdasarkan penjelasan Bandiyono, bahan baku perak sekarang relatif susah didapatkan.

Selain memproduksi perak, juga menerima servis perhiasan seperti pemasangan berlian, penyepuhan, dan lain lain. Menurut penjelasannya, ongkos jasa service inilah cukup membantu ketika pasar sedang sepi.

Warung perak sesekali mengikuti pameran untuk lebih mengenalkan produknya pada pembeli. Pameran yang diikuti antara lain Bantul Expo, Inacraft, dan pameran di JEC. Selain itu, banyak mahasiswa dari luar kota yang belajar mengenai kerajinan perak dan turut membantu promosi melalui internet.

Bagi anda yang sedang berlibur atau ingin melihat lamgsung produk perak yang digarap masih sangat tadisional, smoga liputan ini bermanfaat.

Info: Warung Perak 63 (Bandiyono) Barat Pasar Kotagede Sayangan 63, Jagalan, Banguntapan, Bantul Telp : 081 2159 3839, 081 5797 5166 0274 – 8329

#KabarJogjakarta 27/12/13
Tahun Baru, Kaliurang Dimeriahkan Kirab Budaya

 Menyambut perayaan tahun baru 2014, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar)Kabupaten Sleman menyusun sejumlah agenda. Kepala Disbudpar Sleman Ayu Laksmi Dewi mengatakan, tahun ini ditargetkan 15.000 wisatawan domestik maupun mancanegara berkunjung ke objek wisata unggulan.

Di antaranya kawasan wisata Kaliurang meliputi Tlogo Putri, Panggung Gembira, Museum Ullen Sentalu, Volcano Tour, dan Museum Gunung Merapi, serta kompleks Candi Prambanan-Boko "Secara keseluruhan, target itu meningkat dari 2012 yang hanya 10 ribu pengunjung," ucapnya.

Melalui event tahun baru, pihaknya berharap ada peningkatan jumlah wisatawan. Di objek wisata Kaliurang, agenda perayaan pergantian tahun sudah disiapkan sejak Jumat (27/12) berupa Festival Lampion yang diikuti 16 kelompok masyarakat setempat.

Hasil karya lampion ini akan dipajang di sepanjang jalur utama Kaliurang mulai pintu gerbang utama sampai kawasan Tlogoputri hingga 31 Desember 2013. Untuk memeriahkan festival, seluruh pelaku wisata di Kecamatan Cangkringan juga diimbau untuk memasang obor di sepanjang jalan Kaliurang.

Pada malam pergantian tahun akan digelar Kirab Budaya bertema "Obor Merapi Sapit Urang". Acara yang dimulai pukul 19.30 itu akan diikuti oleh 10 kelompok bergodo dengan rute kirab mulai patung udang–patung monyet –taman kanak-kanak–pertigaan beringin – patung elang dan berakhir di Tlogoputri.

"Setelah menyaksikan kirab, pengunjung dapat menyaksikan pesta kembang api dan hiburan pentas seni. Di antaranya campur sari, karawitan, orkes melayu, dan elektone," kata Ayu.

Selain Kaliurang, acara perayaan tahun baru juga dipusatkan di Lapangan Denggung. Pada Selasa (31/12) digelar lomba lukis anak dilanjutkan pentas seni berbagai kesenian.
 
#KabarJogjakarta 29/12/13  
Foto @VisitKaliurang Sumber: SuaraMerdeka