Jumat, 30 Agustus 2019

Trending Topik, Kisah KKN Horror



Horor 'KKN di Desa Penari' tengah ramai diperbincangkan. Cerita mistis berujung tragedi itu dipercaya sebagai kisah nyata yh dialami enam mahasiswa yang tengah melaksanakan Kuliah kerja nyata (KKN)

Seperti dikutip dari akun twitter SimpleMan, enam calon sarjana tersebut adalah Ayu, Nur, Widya, Wahyu, Anton dan Bima. Mereka melaksanakan KKN di daerah di Jawa Timur yang hanya disebut dengan inisial B. Utk menjalankan program kerja yg telah disusun, Ayu berpasangan dengan Bima, Wahyu dengan Widya, dan Nur dengan Anton.

Berbagai kejanggalan/hal berbau mistis sudah dirasakan Nur sejak pertama kali menginjakkan kaki di desa tersebut. Seperti mendengar suara gamelan di hutan, melihat penari bahkan hingga diikuti makhluk menyeramkan yang kerap disebut genderuwo (hantu yang konon serupa manusia yang tinggi besar dan berbulu lebat).

Nur kemudian mencari tahu mengapa ia diikuti makhluk menyeramkan tersebut. Ia kemudian mendapat jawaban dari seorang tetua di kampung tersebut. Selain karena Nur memiliki sensitivitas untuk melihat makhluk-makhluk gaib, ternyata ia juga dilindungi seorang jin berujud nenek-nenek tua.

Singkat cerita, seabrek hal mistis yang ada di desa tersebut justru berujung tragedi setelah dua di antara mereka melakukan pelanggaran. Ayu, Bima dan Widya terlibat dalam sebuah cinta segitiga. Bima dan Ayu melakukan perzinaan meski dalam hati Bima ingin memiliki Widya.

Tidak sampai di situ, Bima juga berusaha memelet Widya dengan sebuah gelang yang didapatnya dari sosok perempuan (makhluk gaib yang berwujud seorang penari cantik jelita) yang berada di sebuah lereng petilasan. Sedangkan Ayu menyimpan kain selendang sang penari berwarna hijau agar bisa mengambil hati Bima.

Tabir kegelapan di kampung tersebut perlahan terbongkar setelah Bima dan Widya tiba2 hilang. Sedangkan Ayu tak sadarkan diri. Pak Prabu adalah orang yang memberikan izin mereka menggelar KKN. Ia menyesal telah memberikan izin setelah Nur menceritakan apa yang dilakukan Bima dan Ayu selama di desa tersebut. Terlebih menurut Prabu, Ayu dan Bima juga telah lancang memilih tempat utk menjalankan program kerjanya. Yakni di sebuah lereng yang dikeramatkan warga desa. Yakni di sebuah lereng yang dikeramatkan warga desa.

"Tepat di samping lereng, ada tapak tilas. Tempat penduduk desa ini mengadakan pertunjukan tari. Bukan untuk manusia namun untuk jin hutan. Dulu, setiap di adakan tarian itu, untuk menghindari balak (bencana) bagi desa ini, seiring berjalannya waktu, rupanya, mereka yang menari untuk desa ini, akan ditumbalkan. Masalahnya, setiap penari haruslah dari perempuan muda yang masih perawan," kata Prabu dalam cerita yang ditulis SimpleMan seperti yang dibaca detikcom," Jumat (30/8/2019),"

"Itu masalahnya, kata Prabu, asumsi saya, Ayu sejak awal hanya sebagai perantara ke Widya lewat Bima. Namun Ayu tidak memenuhi tugasnya, akibatnya, Ayu dibuatkan jalan pintas, ia di beri selendang hijau itu. Selendang para penari," imbuhnya.

Dengan bantuan tetua desa, Mbah buyut, Widya dan Bima ditemukan. Namun sayang nyawa Bima sudah tidak bisa kembali menyatu dengan tubuhnya. Ayu juga kemudian meregang nyawa dalam upaya penyembuhan yang mengharuskannya dibawa ke luar Pulau Jawa.

KKN mereka kemudian resmi dicoret. Benarkan peristiwa itu terjadi di sebuah kota berawalan B di Jawa Timur? Atau cerita itu hanya fiktif belaka? (sun/bdh)
#unggahulangdetik.com

Rabu, 07 Agustus 2019

BMKG Klarifikasi Soal Potensi Gempa Besar Selatan Jawa



Zona gempa megathrust. (BMKG)

Isu gempa besar disertai tsunami di selatan Pulau Jawa belakangan kembali mencuat.  Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mengklarifikasi kebenarannya.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis pernyataan terkait pemberitaan tentang potensi gempa M 8,8 yang disertai tsunami setinggi 20 meter di Pantai Cilacap, Yogyakarta hingga Jawa Timur, yang dinilai menimbulkan keresahan. BMKG menekankan, pernyataan tersebut adalah kajian ahli terkait potensi gempa bumi dan bukan prediksi.

"Berdasarkan kajian para ahli bahwa zona megathrust Selatan Jawa memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksismum M 8,8. Tetapi ini adalah potensi bukan prediksi. Sehingga Kapan terjadinya tidak ada yang tahu," ujar Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhammad Sadly dalam keterangan persnya, Minggu (21/7/2019).

Sadly menjelaskan Indonesia memang berada di wilayah yang aktif gempa bumi. Sehingga gempa bumi dapat terjadi kapan saja dengan kekuatan beragam.

"Sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan Tepat dan akurat kapan, di mana, dan berapa kekuatannya, sehingga BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi," jelas Sadly.

Dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing dengan isu yang beredar. Dalam imbauanya, masyarakat diminta menghubungi call center BMKG atau situs resmi BMKG yaitu www.bmkg.go.id untuk mengkonfirmasi isu yang beredar.

Siaran Pers: Merespon keresahan masyarakat pantai selatan Jawa, akan terjadinya gempabumi dengan kekuatan 8,8 yang diikuti tsunami setinggi 20 meter di pantai Cilacap, Yogyakarta sampai Jawa Timur, berikut info resmi dari #BMKG.  


"Kepada masyarakat di Cilacap dan sekitarnya kami informasikan bahwa untuk saat ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan ditakutkan terkait tsunami. Sikap waspada harus dilakukan, tetapi kami meminta agar masyarakat tidak terlalu takut dan khawatir berlebihan, karena malah membuat tidak produktif dan mengganggu aktivitas kehidupan normal. Apalagi mengungsi, maka tidak perlu dilakukan, karena tidak ada dasar untuk melakukan pengungsian. Gempa kuat hingga saat ini belum dapat diprediksi kapan terjadinya, di mana lokasinya, dan berapa kekuatannya," ucap Daryono.