Minggu, 24 Juli 2016

Lomba Cipta Lagu Anti Korupsi KPK "Festival Lagu #SAKSIKPK

Festival Lagu Suara Antikorupsi

SAKSI adalah Festival Lagu bertema antikorupsi yang dilaksanakan oleh KanalKPK, medium publikasi berupa radio dan TV streaming milik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangka mengajak seluruh masyarakat Indonesia berperan aktif memerangi korupsi melalui pendekatan seni dalam bentuk lagu sebagai bagian dari kegiatan untuk menumbuhkan nilai-nilai budaya antikorupsi.
Audisi 10 besar Festival Lagu “Suara Antikorupsi” ini akan dilaksanakan di 3 (tiga) regional yaitu; Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.


Suarakan Aksimu Lawan Korupsi

 

ALUR PENJURIAN
  • Seluruh karya lagu yang masuk ke panitia akan dinilai oleh dewan juri dan diambil 10 karya lagu terbaik dari masing-masing regional;
  • 10 karya lagu yang lolos seleksi dari masing-masing regional akan dihubungi oleh panitia pelaksana Festival Lagu “Suara Antikorupsi” dan akan diumumkan di kanal.kpk.go.id
  • Peserta dengan karya lagu terbaik wajib membawakan lagu tersebut secara live pada saat penjurian 10 besar di masing-masing regional;
  • Panitia tidak menyediakan biaya transportasi dan akomodasi pada saat penjurian live di masing-masing regional bagi peserta yang karyanya terpilih dalam 10 besar;
  • Penjurian 10 besar regional Bandung pada 10 September 2016;
  • Penjurian 10 besar regional Yogyakarta pada 18 September 2016;
  • Penjurian 10 besar regional Surabaya pada 24 September 2016;
  • Dari masing-masing regional akan diambil 3 pemenang dan karyanya akan masuk dalam album kompilasi “Suara Antikorupsi” yang diproduseri oleh musisi tanah air;
  • 9 karya pemenang akan masuk babak voting untuk memperebutkan juara favorit;
  • Voting dilaksanakan pada 3 – 17 Oktober 2016;
  • Juara utama tingkat nasional akan dibuatkan video klip oleh KPK bersama musisi tanah air;



18 September 2016 Taman Budaya JogjaJl. Sriwedani No. 1

Persyaratan Lomba :  

Info dan ketentuan lain kunjungi :  http://kanal.kpk.go.id/saksi/

Kamis, 14 Juli 2016

#Sleman Festival Jathilan 14 – 15 Juli 2016, di Lapangan Parkir Utara Lapangan Denggung Beran Tridadi



Sebanyak 17 grup kesenian jatilan dari 17 kecamatan se-Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta akan unjuk kebolehan dalam Festival Jatilan 2016, di di Lapangan Parkir Lapangan Denggung, Kompleks Pemda Sleman, yang digelar selama dua hari mulai Kamis (14/7) hingga Jumat (15/7).
Festival Jatilan Kabupaten Sleman merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dan mengembangkan seni tradisional kerakyatan, khusunya jatilan dalam bingkai kearifan lokal seni budaya dalam rangka mendukung konsep keistimewaan Yogyakarta di wilayah Kabupaten Sleman.
Selain itu untuk membangkitkan kembali grup-grup jathilan di wilayah Kabupaten Sleman dalam iklim kompetisi positif, serta memberikan ruang gerak dalam berekspresi bagi para seniman jathilan. Ini event spesial di akhir pekan yang berupa Festival Jatilan Sleman 2016 dapat menjadikan ajang hiburan sekaligus wahana apresiasi bagi para pelaku dan pecinta seni serta wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Pada hari pertama, Kamis (14/7) akan tampil sembilan grup jatilan, yaitu Kudho Nalendra dari Kecamatan Moyudan, Sekar Jati dari Kecamatan Ngalik, Kudho Muda Satriya (Ngemplak), Kudho Prasetya dari Gamping, Suwito Raharjo dari Kecamatan Sleman, Turonggo Cahyo Mudo dari Seyegan, Mustiko Prasetyo dari Depok, Turangga Manis dari Pakem, dan Turonggo Mudho Satya dari Prambanan.
Sedangkan pada hari kedua akan tampil delapan grup jatilan, yaitu Turonggo Mudo Budoya dari Godean, Kudho Wiromo dari Berbah, Ria Panji Kawedar dari Tempel, Bekso Satriyo Mudo dari Mlati, Puspito Bawono dari Minggir, Kudho Manunggal dari Turi, Kudho Bramuda dari Kalasan, Turonggo Wahyu Budoyo dari Cangkringan. Sebagai penutup kegiatan akan ditampilkan grup tamu Angguk Si Lestari Pripih dari Kulonprogo.
Ajang Festival Jatilan ini memperebutkan tropi kejuaraan dan uang pembinaan senilai Rp25 juta. Penyaji Terbaik I mendapatkan hadiah sebesar Rp7.500.000, Penyaji Terbaik II Rp6.000.000, dan Penyaji Terbaik III Rp5.500.000. Sedangkan untuk Juara Harapan I mendapatkan hadiah sebesar Rp4.000.000, Juara Harapan II Rp3.500.000, dan Juara Harapan III Rp3.000.000.

Selasa, 05 Juli 2016

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Akan Menggelar Hajad Dalem Garebeg Sawal 1437 H, 7 Juli 2016






Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat akan merayakan Idul Fitri 1 Syawal atau Lebaran pada Kamis, 7 Juli 2016, karena menganut penanggalan Sultan Agung atau penanggalan Jawa Islam.

"Penghitungan tahun di Keraton Ngayogyakarta ini sudah dilakukan secara teliti dan cermat dengan rumus yang baku. Bahkan, siklus ini sudah dihitung hingga 120 tahun ke depan," kata Wakil Penghageng Tepas Tanda Yekti Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat KPH Yudhahadiningrat, dalam jumpa pers di Kompleks Keraton Kilen, dilansir Antara, Selasa, 5 Juli 2016.

KPH Yudha mengatakan setiap siklus delapan tahun, memang ada tiga tahun yang penanggalannya berbeda antara penanggalan Sultan Agung dengan penanggalan Masehi dalam menentukan 1 Syawal. Di antaranya, tahun ini yang merupakan 1949 Jimawal versi penanggalan Sultan Agung.

Meski mengikuti penanggalan Sultan Agung, menurut Yudha, Sultan HB X tetap akan melaksanakan Salat Idul Fitri pada Rabu ini di Alun-alun Utara Keraton. Hal itu dilakukan Sultan lantaran selain sebagai Raja Keraton, dirinya juga merupakan representasi kepala pemerintah di daerah atau Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus penata agama (panatagama).

"Jadi, meski punya penanggalan sendiri, pada dasarnya Keraton tetap akomodatif dan menghargai perbedaan pendapat mengenai penanggalan itu," kata Yudha.

 Menurut dia, perayaan Lebaran ala Keraton Ngayogyakarta ditandai dengan penyelenggaraan Gerebeg Syawal dan acara Ngabekten pada 7 Juli 2016 yang merupakan tradisi turun temurun di lingkungan Keraton sejak zaman Panembahan Senopati.

Putri keempat Sri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu menjelaskan Ngabekten merupakan prosesi saling memaafkan antara abdi rakyat dan rajanya, sekaligus menunjukkan loyalitas atau bakti seorang abdi atau rakyat kepada rajanya.

Adapun Ngabekten sendiri akan dilaksanakan di Bangsal Kencana Keraton Yogyakarta yang dibagi tiga sesi. Sesi pertama mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB khusus untuk wakil gubenur, bupati, wali kota, serta satuan kerja pemerintah daerah (SKPD), dan para pangeran.

Adapun sesi kedua pukul 13.00 hingga 14.00 WIB untuk abdi dalem berpangkat wedono, dan pukul 15.00 hingga 16.00 untuk darah dalem atau keluarga keraton.