Minggu, 19 Juli 2015

Kopi Biji Salak Pondoh Khas Sleman


Nikmatnya Kopi Biji Salak Pondoh Khas Sleman


Biji salak pondoh, di tangan warga Dusun Donoasih, bisa diubah menjadi minuman alternatif pengganti kopi. Bahkan minuman dari serbuk biji salak pondoh tersebut diklaim memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh, di antaranya dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan asam urat. 

 
Pembuatan serbuk biji salak pondoh sebagai pengganti kopi bermula dari informasi yang didapatkan warga dari internet. Warga Dusun Donoasih, Supriyono (60 tahun), mengatakan warga setempat kemudian mengumpulkan biji salak pondoh yang banyak terdapat di lingkungan sekitar.
Wilayah Kecamatan Turi merupakan sentra pertanian salak pondoh. "Biasanya biji salak hanya dibuang, tapi sekarang kami manfaatkan sebagai bahan minuman," kata Supriyono, saat ditemui di kediamannya, di Dusun Donoasih, Desa Donokerto, Kecamatan Turi Kabupaten Sleman, Selasa (25/3).
Langkah untuk membuat serbuk tersebut dimulai dengan memotong kecil-kecil biji salak. Kemudian potongan biji salak tersebut digongseng (sangrai) selama dua jam, lalu didinginkan. Setelah dingin, biji salak ditumbuk. Hasil tumbukan biji salak kemudian disaring. Tara, serbuk biji salak pun siap dibuat untuk campuran minuman bersama gula.
Sedikitnya dibutuhkan 1 kilogram biji salak untuk membuat 1 ons serbuk. Warga Donoasih menjual serbuk biji salak dengan harga Rp10.000 per ons dan Rp80.000 untuk setiap kilogram.
Manfaat serbuk biji salak pondoh, diakui Supriyono, belum dibuktikan dengan penelitian laboratorium. Namun, warga mengklaim minuman biji salak pondok dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan asam urat. "Warga dusun sini yang merasakan," ujar Supriyono.
Proses produksi serbuk biji salak masih dilakukan secara manual. Karena itu, anggota perkumpulan PKK setempat, Arlina, mengungkapkan warga hanya dapat memproduksi 5 kg serbuk biji salak dalam satu hari.
Saat ini, produk serbuk biji salak yang dihasilkan warga Dusun Donoasih juga masih dalam proses pengajuan izin dari Dinas Kesehatan. Pemasaran produk serbuk biji salak saat ini baru berdasarkan pesanan dan dilakukan dari mulut ke mulut.
"Kami belum berani jual luas karena belum memiliki izin," ungkap Surpiyono yang telah memproduksi serbuk biji salak selama setahun terakhir bersama warga.
Selain minuman serbuk biji salak, warga Donoasih juga memproduksi makanan olahan lain dari bahan salak, seperti dodol dan wajik salak. Kedua jenis makanan olahan tersebut masih dipasarkan sesuai pesanan. Menurut anggota PKK setempat, Susi Rahmadaniar, makanan olahan tersebut dibuat dari salak pondoh yang dipanen warga sekitar.
#mc sleman/toeb/ Maret 2014