Senin, 26 November 2018

Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, BPPTKG Terus Awasi Pertumbuhan Kubah Lava


(Foto:

 
Gunung Merapi memasuki fase erupsi magmatis pada 11 Agustus 2018 ditandai dengan munculnya kubah lava. Erupsi 2019 bersifat efusif dan sesuai dengan skenario yang disampaikan bahwa aktivitas pascaletusan 2010 akan cenderung mengikuti kronologi aktivitas pascatahun 1872.
Pada 23 November 2018 menurut siaran rilis yang disampaikan BPPTKG, Senin (26/11/2018), terjadi empat kali guguran lava mengarah ke bukaan kawah, hulu Kali Gendol. Jarak luncur terjauh sebesar 300 meter terjadi pada pukul 19.05 WIB.



(Foto:



Data pantauan menunjukkan aktivitas vulkanik cukup tinggi menandakan masih berlangsungnya suplai magma. Berdasarkan laporan mingguan pada 16-22 November 2018, tercatat kegempaan Gunung Merapi sebanyak 28 kali embusan (DG), dua kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), dua kali gempa Fase Banyak (MP), 261 gempa Guguran (RF), dan 21 gempa Low Frekuensi (LF).
Jika kubah lava terus mengalami pertumbuhan maka akan gugran lava ini akan terus terjadi dan meningkat intensitasnya seiring dengan meningkatnya aktivitas kubah lava. Saat ini intensitas guguran masih rendah dengan potensi material yang juga masih kecil sehingga belum membahayakan penduduk.
Berdasarkan pemodelan jika sebagian besar volume material kubah lava saat ini runtuh, maka awan panas dapat meluncur ke arah Kali Gendol sejauh 2,2 km (> 3 km). Perhitungan berdasarkan asumsi konsisi kubah lava tidak stabil. Adapun saat ini konsisi kubah lava masih stabil berada tepat di tengah kawah.
Terkait kondisi terkini Gunung Merapi, masyarakat diimbau tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Masyarakat di kawasan rawan bencana III diimbau terus mengikuti informasi pertumbuhan kubah dan guguran lava.
Bagi masyarakat yang tertarik menyaksikan aktivitas guguran lava diharapkan tetap berada di luar jarak bahaya yang telah ditetapkan yakni > 3 km dari puncak.